Prinsip Kerja Otak
Oleh:
Nenden Theresia, M.Pd
Ilustrasi : Ada 2 anak bersaudara.
Yang satu anak SD yang satu sekolah di TK. Suatu hari keduanya secara bersamaan
pergi ke lemari es untuk mengambil
jeruk. Namun ternyata jeruk yang ada dalam kulkas tinggal 1 buah. Apa reaksi
anda secara spontan melihat hal tersebut ?
Otak adalah organ tubuh yang unik seperti sidik jari. Semua
manusia memiliki system otak yang sama tapi kita semua berbeda. Kita lahir
dengan miliyaran sel otak tapi cetak biru genetic ditentukan oleh pengalaman
unik masing-masing. Kita semua punya indera yang sama tapi lingkungan yang
berbeda akan memberikan perbedaan karena input yang masuk ke dalam indera kita
tidak sama. Perbedaan social dan budaya akan sangat mempengaruhi filter presepsi
yang kita miliki. Kita semua memandang dunia ini dengan cara berbeda dan
bertindak sesuai dengan presepsi kita.
Oleh sebab itu sebagai pendidik kita perlu memahami anak
secara keseluruhan tidak hanya sibuk dengan kekurangannya sehingga setiap anak dapat
kesempatan menjadi bintang. Unik adalah kenyataan hidup. Ras, warna kulit,
keyakinan dan budaya adalah aspek individual yang membuat hidup kita menjadi
lebih bersemangat memahami perbedaan.
Berangkat dari keunikan inilah maka penting bagi pendidik
untuk memahami bagaimana sebenarnya proses belajar itu terjadi. Untuk itu maka
penting sekali kita memahami proses kerja otak saat belajar, bagaimana otak
bereaksi, kapan otak belajar atau tidak belajar, apa saja bagian-bagian otak
yang terlibat dalam proses belajar.
1.
Survival Brain:
Batang Otak,
mengontrol:
a. Detak jantung dan
pernapasan
b. Dikenal sebagai “Fight atau
Flight”
c. Reaksi terhadap ingatan
d. Tiba-tiba bereaksi ketika takut, ditakut-takuti, dikritik atau
diancam
e. Merasa perlu untuk bertahan
f. Perilaku marah atau berdebat
g. Tidak dapat belajar pada kondisi ini
2.
Regulator Brain:
System Limbic,
berkaitan dengan:
a. Mood / suasana
hati
b. Kemauan / motivasi
c. Proses belajar
dapat dioptimalkan dlam kondisi ini
d. Ingatan
3.
Thingking Brain:
Korteks Serebri
a. Lokasi berpikir
b. Menentukan apa
yang akan dikatakan
c. Melakukan berbagai
kegiatan cerdas
Proses kerja otak
saat belajar adalah sebagai berikut :
·
Informasi masuk melalui batang otak dalam bentuk
data kasar dan akan dinilai oleh system limbic
·
Jika dinilai ileh system limbic tidak ada
ketakutan, informasi akan langsung diteruskan ke korteks serebri untuk
diperhalus dan diperjelas apa yang kita lihat, dengar atau alami. Bersamaan dengan
itu Amigdala membentuk emosi yang sesuai dengan apa yang terjadi.
·
Jika terjadi rasa takut maka pesan akan langsung
ditangkap oleh amygdala dan langsung diputuskan untuk melawan atau melarikan diri
tanpa diolah lagi di korteks serebri. Hal ini yang disebut “DOWNSHIFTING” atau
kondisi otak yang “merosot” atau kondisi otak yang tidak bisa belajar.
·
DOWNSHIFTING terjadi karena anak-anak sangat tidak
berdaya dan tidak punya kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap dirinya dan
pengalamannya. Konsekuensinya, anak muda merasa takut. Orang dewasa yang harus
dapat mengatur agar anak tidak over stimulasi dan terpaksa/tertekan.
·
DOWNSHIFTING atau keadaan otak yang tidak bisa
belajar dapat diatasi dengan memberikan pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan anak. Selain itu adanya kesempatan untuk mengambil keputusan dan
memberikan pilihan dalam lingkungan yang aman juga dapat mengatasinya.
T e r i m a K a s i h