Kamis, 01 Oktober 2015

Prinsip Kerja Otak



Prinsip Kerja Otak
Oleh:
Nenden Theresia, M.Pd

Ilustrasi : Ada 2 anak bersaudara. Yang satu anak SD yang satu sekolah di TK. Suatu hari keduanya secara bersamaan pergi ke lemari es untuk   mengambil jeruk. Namun ternyata jeruk yang ada dalam kulkas tinggal 1 buah. Apa reaksi anda secara spontan melihat hal tersebut ?
          Otak adalah organ tubuh yang unik seperti sidik jari. Semua manusia memiliki system otak yang sama tapi kita semua berbeda. Kita lahir dengan miliyaran sel otak tapi cetak biru genetic ditentukan oleh pengalaman unik masing-masing. Kita semua punya indera yang sama tapi lingkungan yang berbeda akan memberikan perbedaan karena input yang masuk ke dalam indera kita tidak sama. Perbedaan social dan budaya akan sangat mempengaruhi filter presepsi yang kita miliki. Kita semua memandang dunia ini dengan cara berbeda dan bertindak sesuai dengan presepsi kita.
          Oleh sebab itu sebagai pendidik kita perlu memahami anak secara keseluruhan tidak hanya sibuk dengan kekurangannya sehingga setiap anak dapat kesempatan menjadi bintang. Unik adalah kenyataan hidup. Ras, warna kulit, keyakinan dan budaya adalah aspek individual yang membuat hidup kita menjadi lebih bersemangat memahami perbedaan.
          Berangkat dari keunikan inilah maka penting bagi pendidik untuk memahami bagaimana sebenarnya proses belajar itu terjadi. Untuk itu maka penting sekali kita memahami proses kerja otak saat belajar, bagaimana otak bereaksi, kapan otak belajar atau tidak belajar, apa saja bagian-bagian otak yang terlibat dalam proses belajar.
1.  Survival Brain: Batang Otak, mengontrol:
a.    Detak jantung dan pernapasan
b.    Dikenal sebagai “Fight atau Flight”
c.    Reaksi terhadap ingatan
d.    Tiba-tiba bereaksi ketika takut, ditakut-takuti, dikritik atau diancam
e.    Merasa perlu untuk bertahan
f.    Perilaku marah atau berdebat
g.    Tidak dapat belajar pada kondisi ini
2.  Regulator Brain: System Limbic, berkaitan dengan:
a.   Mood / suasana hati
b.  Kemauan / motivasi
c.   Proses belajar dapat dioptimalkan dlam kondisi ini
d.  Ingatan
3.  Thingking Brain: Korteks Serebri
a.   Lokasi berpikir
b.  Menentukan apa yang akan dikatakan
c.   Melakukan berbagai kegiatan cerdas

Proses kerja otak saat belajar adalah sebagai berikut :
·         Informasi masuk melalui batang otak dalam bentuk data kasar dan akan dinilai oleh system limbic
·         Jika dinilai ileh system limbic tidak ada ketakutan, informasi akan langsung diteruskan ke korteks serebri untuk diperhalus dan diperjelas apa yang kita lihat, dengar atau alami. Bersamaan dengan itu Amigdala membentuk emosi yang sesuai dengan apa yang terjadi.
·         Jika terjadi rasa takut maka pesan akan langsung ditangkap oleh amygdala dan langsung diputuskan untuk melawan atau melarikan diri tanpa diolah lagi di korteks serebri. Hal ini yang disebut “DOWNSHIFTING” atau kondisi otak yang “merosot” atau kondisi otak yang tidak bisa belajar.
·         DOWNSHIFTING terjadi karena anak-anak sangat tidak berdaya dan tidak punya kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap dirinya dan pengalamannya. Konsekuensinya, anak muda merasa takut. Orang dewasa yang harus dapat mengatur agar anak tidak over stimulasi dan terpaksa/tertekan.
·         DOWNSHIFTING atau keadaan otak yang tidak bisa belajar dapat diatasi dengan memberikan pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan kemampuan anak. Selain itu adanya kesempatan untuk mengambil keputusan dan memberikan pilihan dalam lingkungan yang aman juga dapat mengatasinya.

T e r i m a  K a s i h